Rumah Sakit Kewalahan, India Gunakan Masjid untuk Tampung Pasien Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rumah Sakit Kewalahan, India Gunakan Masjid untuk Tampung Pasien Corona

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 29 Apr 2021 05:42 WIB
Masjid di India
Masjid di India digunakan untuk menampung pasien virus Corona. (AFP)
Jakarta -

Rumah sakit dan fasilitas kesehatan India kewalahan melayani pasien virus Corona yang semakin melonjak. Beberapa masjid pun akhirnya menjadi tempat penampungan.

Melansir Arab News, Kamis (29/4/2021), kasus Covid-19 di India bak tsunami. Pasokan oksigen dan tempat tidur di rumah sakit India sudah semakin terbatas untuk menampung pasien kritis.

Pada hari Selasa (27/4), India melaporkan 323.144 kasus Corona, sehingga, totalnya sudah lebih 17,6 juta kasus. Sementara itu, Kementerian Kesehatan India melaporkan 2.771 kematian dalam 24 jam terakhir, dengan 115 orang India meninggal per jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi itu, kelompok muslim India mengubah masjid menjadi fasilitas perawatan COVID-19. Salah satunya, Masjid Jahangipura di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat. Di sana terdapat 50 fasilitas tempat tidur untuk pasien COVID-19.

"Situasi COVID-19 di kota tidak baik dan orang-orang tidak mendapatkan tempat tidur rumah sakit, jadi kami memutuskan untuk membuka fasilitas untuk memberikan bantuan kepada orang-orang," kata pengawas masjid, Irfan Sheikh kepada pengawas masjid.

ADVERTISEMENT

"Dalam beberapa hari setelah pembukaan fasilitas (di masjid), seluruh 50 tempat tidur terisi, sehingga, Anda bisa membayangkan tekanan seperti apa yang ada di rumah sakit," katanya.

Dia menambahkan 50 tempat tidur bisa ditambah lagi jika ada pasokan oksigen.

Gujarat merupakan salah satu negara bagian yang paling parah terkena dampak 'tsunami COVID-19' di India. Ada hampir 1.500 kasus dan lebih dari 150 kematian di hari Selasa lalu.

"Kami menghadapi kesulitan dalam pasokan oksigen dan masjid telah membuka ruangnya untuk melayani umat manusia yang menderita," kata Sheikh.

Masjid Darool Ulum di kota yang sama dengan masjid Jahangirpura juga membuka pintunya untuk membantu pasien Corona. Masjid ini menyediakan 142 tempat tidur lengkap dengan oksigen, 20 perawat, dan tiga dokter.

"Kami dapat membuat 1.000 tempat tidur untuk fasilitas COVID-19, namun pasokan oksigen menjadi kendala," kata anggota komite pengelola masjid.

Meskipun fasilitas ini berada di kawasan mayoritas muslim, namun seluruh pasien dari semua agama bisa dirawat di masjid.

"Dari 50 di pusat saya, sekitar 15 adalah nonmuslim," kata Sheikh.

"Kami melayani kemanusiaan, bukan agama," dia menambahkan.

Padahal, dahulu kota ini merupakan salah satu daerah yang terkena dampak terparah saat terjadi bentrok antara umat Hindu-muslim pada 2002. Saat itu, kerusuhan melanda beberapa kota di Gujarat dan menyebabkan ribuan orang tewas dalam serangan itu.

"Umat manusia tidak mengenal agama," kata Sheikh

"Orang-orang umumnya mengerti satu sama lain ingin hidup damai," Sheikh menambahkan.

Seorang miliarder transporter, Pyare Khan, dari Kota Ngapur menghabiskan hampir USD 135 ribu atau sekitar Rp 1 miliar untuk mengirim 400 metrik ton oksigen cair medis ke rumah sakit pemerintah di dalam dan sekitar kota saat krisis dimulai.

"Kota saya dalam masalah dan saya memiliki sumber daya, jadi saya memobilisasi kapal tanker kriogenik dan oksigen dari berbagai bagian negara untuk membantu kota," kata Khan.

"Agama mengajari kita untuk berbelas kasih. Saya pikir saya harus membantu orang-orang di saat-saat krisis ini," dia menambahkan.

Khan juga mengajak orang lain untuk berupaya membantu pasien COVID-19 menggunakan sumber daya yang mereka punya.

"Kain kafan tidak memiliki saku," kata Khan

"Kita meninggalkan semuanya saat kita mati," dia menjelaskan.

Halaman 2 dari 2
(elk/fem)

Hide Ads