PO SAN diketahui memiliki rute sangat panjang, bahkan ada yang sampai 2.400 kilometer. Dalam hal ini, perusahaan harus bersaing dengan pesawat.
Lalu bagaimana cara PO SAN menyiasatinya jika rute SAN sangatlah jauh? Jawabannya adalah perusahaan harus mencari segmen niche market.
"Jadi memang kita harus melakukan mencari segmen market yang unik. Akhirnya kita bukan antar kota antar provinsi (AKAP) tapi menjadi antar kota antar kabupaten," kata Kurnia Lesani Adnan, Direktur Utama PT. SAN Putra Sejahtera (PO SAN) beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gambaran pasar terbesar dari PO SAN adalah mereka yang bertempat tinggal di wilayah perbatasan provinsi atau pinggiran kota besar. Jadi, mereka harus naik kendaraan beberapa kali agar bisa menggunakan pesawat.
"Jadi kalau kita bicara PO SAN, maka yang leading itu bukan di provinsi-provinsinya tapi di antara. Kalau kita lihat Pantura, market kita yang leading itu antara Semarang-Solo, Solo-Jawa Timur seperti Blitar, Tulungagung, Sragen, Ngawi," jelas Sani.
"Itu kan kalau orang naik pesawat dia harus turun Solo atau Surabaya nyambung lagi. Kalau lintas selatan kita mulai dari antara Jakarta-Jogja, seperti Gombong, Wangun, Tasik, itulah wilayah yang di antara provinsi," imbuh dia.
"Misal orang mau ke Gombong, dia naik pesawat mau turun di mana, Jogja. Setelah itu nyambung lagi kan," kata dia.
Harga tiket sekali jalan PO SAN memang hampir mirip dengan tiket pesawat. Namun dengan target menengah ke bawah maka pasar bisa tergiur dengan penawarannya.
"Kedua, market kita ambil, middle low memang. Jadi kalau dari Sumatera mereka berhasil itu beli oleh-oleh. Kalau mereka dari Jawa mau merantau kerja bawa alat kerja, bawa cangkul, caping, pengkik, beras, itu dia bawa," terang Sani.
Hingga saat ini, kebanyakan penumpang PO SAN dengan rute Sumatera-Jawa adalah pekerja. Kalau untuk market Riau-Jawa Timur itu kebanyakan pekerja dan orang-orang yang berhasil di Riau.
"Kalau market kita Bengkulu, yang ke dalam Sumatera itu pedagang, pelajar-mahasiswa. Orang Bengkulu sekolah di Padang, mereka mondok pesantren di Padang Panjang, bekerja di Pekanbaru," tegas Sani.
"Kalau dari Bengkulu ke Jakarta, Bandung, dan Jawa Tengah itu kebanyakan mahasiswa. Ada pula orang-orang Jawa yang merantau ke Bengkulu dan sudah berhasil. Itu market PO SAN," imbuh dia.
Baca juga: Begini Persaingan PO Jawa dan Sumatera |
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan