Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul mencatat dari tanggal 10 Mei hingga hari Minggu (23/5/2021) baru sekitar 50 orang yang memanfaatkan pembayaran non-tunai QUAT (QIRS Ultimate Automated Transactions) di tempat-tempat wisata Bantul. Dispar akan membuat signing board sebelum pintu masuk TPR sebagai pemberitahuan ke wisatawan.
"Data sampai dengan hari Minggu kemarin baru sekitar 50 orang yang pakai QRIS," kata Sekretaris Dispar Kabupaten Bantul Annihayah saat ditemui di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Senin (24/5/2021).
Menurutnya, hal itu karena masih kurangnya sosialisasi penggunaan QUAT kepada masyarakat. Oleh sebab itu, Dispar akan segera membuat papan petunjuk elektronik atau signing board.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sosialisasinya memang kurang gencar, tapi sebentar lagi kita siapkan signing board di depan (sebelum TPR). Jadi nanti ada tulisan dan suar agar wisatawan mempersiapkan diri untuk menggunakan QRIS," ujarnya.
![]() |
Selain kurangnya sosialisasi, Anni mengaku segmentasi tempat wisata di Bantul menyasar kalangan menengah ke bawah. Karena itu tidak semua wisatawan memiliki aplikasi QUAT.
"Peminat objek masyarakat kita menengah ke bawah sehingga belum begitu literasi IT-nya bagus sehingga masih pakai cash. Tapi lambat laun pasti sistem cashless ini bisa diterapkan," ucapnya.
Anni menambahkan bahwa hari Minggu (23/5/2021) kemarin tercatat ada 17.530 wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis. Terlepas dari hal tersebut, dia menyebut beberapa pantai ada yang ramai dikunjungi wisatawan di hari-hari tertentu khususnya Pantai Parangkusumo.
"Kalau di sini (Parangkusumo) ramainyabhari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, paling banyak dari Jawa Tengah. Seperti Klaten, Purworejo, mungkin karena secara kultural sama toh ada keterikatan budaya dengan budaya Jawa ini jadi bagaimana mereka berperilaku," katanya.
"Dan bagaimana mereka mengadu kepada Tuhan terkait kesulitan hidup, hajatnya apa, ya itu perilaku yang dulu dicontohkan oleh nenek moyang, atau disebut laku prihatin," lanjut Anni.
Anni menyebut, kedatangan wisatawan itu saat hari-hari tertentu untuk melestarikan tradisi nenek moyang. Bahkan, pada tanggal 1 Suro lebih banyak lagi wisatawan yang datang ke pantai yang berdampingan dengan Pantai Parangtritis tersebut.
"Sebenarnya ada 1 lagi, dari Kediri Jawa Timur kalau 1 Suro pada ke sini, mungkin karena sejarah Keraton ada kaitannya dengan Majapahit sehingga secara turun-temurun mereka datang ke sini untuk berziarah," ucapnya.
Sebelumnya, uji coba pembayaran non-tunai QUAT (QIRS Ultimate Automated Transactions) di Pantai Parangtritis belum maksimal. Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul menyebut baru ada 7 pengunjung yang menerapkan cashless menggunakan QUAT.
Kepala Dispar Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, bahwa penerapan cashless di sejumlah tempat pemungutan retribusi (TPR) Kabupaten Bantul dimulai tanggal 10 Mei. Namun, hingga hari ini belum ada 10 orang yang memanfaatkan fasilitas tersebut.
"Kan itu (cashless) masih dalam tahap uji coba sekaligus sosialisasi. Sehingga kemarin baru terlaporkan 7 kali transaksi, artinya masih sangat-sangat jauh," katanya saat ditemui di Kabupaten Bantul, Senin (17/5).
Baca juga: Pantai Parangtritis Mulai Tata PKL |
Menurutnya, wisatawan masih sedikit yang memanfaatkan fasilitas cashless karena minimnya sosialisasi. Untuk itu, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat.
"Karena ada yang punya e-banking dan aplikasi tapi karena belum tahu belum menggunakan. Ada pula yang punya aplikasi tapi belum tahu dan ketiga itu belum ada yang punya e-banking dan aplikasi," ucapnya.
"Untuk itu kita akan sosialisasikan lagi ke masyarakat, bahwa di Bantul sudah bisa cashless sekalipun nanti pakai tiket. Tapi seenggaknya saat uji coba kan sudah ada yang menggunakan" lanjut Kwintarto.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan