NASA: Jakarta Berisiko Tenggelam, Tak Bisa Diselamatkan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

NASA: Jakarta Berisiko Tenggelam, Tak Bisa Diselamatkan

bonauli - detikTravel
Kamis, 15 Jul 2021 06:41 WIB
HUT DKI Jakarta Ke-494, Ini Filosofi Tema dan Logo
Monas (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Pembangunan Pemukiman Besar-besaran di Teluk Jakarta

Dari landsat tahun 1990 dan 2019 terlihat munculnya lahan buatan dan pembangunan di perairan Teluk Jakarta. Menurut salah satu analisis data landsat, setidaknya sudah ada 1.185 hektar lahan buatan di sepanjang pantai.

"Sebagian besar lahan itu digunakan untuk pembangunan perumahan kelas atas dan lapangan golf," ujar Dhritiraj Sengupta, peneliti penginderaan jauh di East China Normal University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lahan buatan atau reklamasi itu memiliki risiko tinggi. Menurut Sengupta, Jakarta tak bisa menghindar dan melawan kenaikan permukaan laut serta gelombang badai.

"Pulau-pulau buatan seringkali merupakan jenis tanah yang paling cepat turun, karena pasir dan tanahnya mengendap dan menjadi padat seiring waktu," kata Sengupta.

ADVERTISEMENT

Satelit dan sensor berbasis darat mencatat sebagian Jakarta Utara mengalami penurunan puluhan milimeter per tahun. Di pulau reklamasi baru, angka itu cukup tinggi, hingga 80 milimeter, per tahun.

Foto perbandingan Jakarta tahun 1990 dan 2019 dari udara:

Saat ini, pulau-pulau reklamasi berisi perumahan yang dibangun oleh Pembangunan Terpadu Pesisir Jakarta. Ini adalah upaya yang dilakukan untuk melindungi kota dari banjir dan mendorong pembangunan ekonomi.

Inisiatif utamanya adalah pembangunan tanggul laut raksasa dan 17 pulau buatan baru di sekitar Teluk Jakarta. Meskipun pengerjaan proyek dimulai tahun 2015, berbagai masalah tak terhindarkan dan justru memperlambat konstruksi.

Pemerintah Indonesia telah membahas pemindahan ibukota ke Kalimantan. Langkah ini diharapkan bisa membawa perubahan pada Jakarta yang semakin padat dan terendam.

"Rencana untuk membangun tembok laut besar atau seawall masih ada, tetapi mungkin tidak akan cukup untuk mempertahankan status quo di Jakarta," tulis NASA.


(bnl/ddn)

Hide Ads