Kisah Legenda Si Gombar dan Si Kuik, Lokomotif Hitam Andalan Warga Garut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Legenda Si Gombar dan Si Kuik, Lokomotif Hitam Andalan Warga Garut

Hakim Ghani - detikTravel
Senin, 30 Agu 2021 08:56 WIB
Bangunan utama Stasiun Garut lama yang kini direnovasi
Foto: (Hakim Ghani /detikcom)
Garut -

Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut sebentar lagi akan segera terwujud. Hal itu membuka kembali ingatan warga Garut tentang kegagahan dua lokomotif berjuluk Si Gombar dan Si Kuik.

Si Gombar dan Si Kuik merupakan sisa-sisa kejayaan kereta api yang paling dikenang khususnya oleh para pemuda Garut tahun 70-an hingga awal 80-an. Si Gombar dan Si Kuik dianggap warga dua lokomotif hitam gagah yang terbaik di kelasnya saat itu.

Sebutan Si Gombar atau yang dilafalkan warga Garut 'Si Gomar' merupakan julukan untuk lokomotif uap jenis CC 5001 dan CC 5029 yang tiap hari kala itu mengitari rel kereta api Cibatu-Cikajang, Garut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan Si Kuik merupakan julukan yang diberikan warga Garut untuk lokomotif DD 52 Seri SS 1200 yang lebih ramping dan dianggap lebih cepat.

detikcom berbincang dengan Tatap Supriadi (60), seorang warga Tarogong Kaler yang dulunya tinggal di sekitaran Stasiun Garut, Jalan Veteran, Kecamatan Garut Kota.

ADVERTISEMENT

Tatap menceritakan kenangannya bersama Si Gombar dan Si Kuik. Dia menggunakan moda transportasi itu, dulu, untuk pergi ke sekolah.

"Dulu saya sekolah sering naik Si Gombar. Wah legend pisan pokoknya kalau Si Gombar," kata Tatap mengawali perbincangan.

Si Gombar disebut, Tatap sekitar 3 kali jadwal keberangkatannya dalam satu hari. Yakni pagi, siang dan sore. Para pelajar, pegawai kantor, hingga petani kerap naik Si Gombar setiap harinya kala itu.

"Ongkosnya ingat saya cuman Rp 15," ungkap Tatap.

Seorang warga Garut lainnya, Dede (62) mengungkapkan hingga kini dia masih mengingat betul Si Gombar dan Si Kuik. Sama halnya seperti Tatap, Dede juga dulu memanfaatkan kereta api itu untuk pergi ke sekolah.

"Jelas kita masih ingat gimana suaranya, baunya juga khas," ucap warga Sukawening tersebut.

Ingatan Dede memutar ke belakang mengenang Si Gombar dan Si Kuik. Yang paling dia ingat, adalah aksi keduanya kala melintasi rel kereta api Cibatu-Garut yang didominasi area persawahan.

"Pemandangan indah, sawah semua. Saya sering tersenyum dengan kawan-kawan kalau mengingat itu. Ingin rasanya kembali lagi ke zaman itu," ujar Dede.

Berbeda dengan orang tua mereka, kenangan para pemuda 70-an dengan Si Gombar dan Si Kuik tidak bertahan lama. Sebab, sekitar awal tahun 1980-an, Si Gombar dan Si Kuik pensiun seiring dinonaktifkannya jalur kereta Cibatu-Garut dan Garut-Cikajang oleh pemerintah.

Munculnya moda transportasi baru berbasis kendaraan roda empat seperti Oplet di tahun tersebut membuat Si Gombar dan Si Kuik tak lagi dilirik oleh masyarakat kala itu.

Si Gombar atau lokomotif uap jenis CC 5001 dan CC 5029 saat ini masih tersimpan rapi. CC 5001 berada di Museum TMII, Jakarta. Sedangkan CC 5029 dikabarkan berada di Semarang.

Lain cerita dengan Si Gombar, lokomotif DD 52 seri CC 1200 atau Si Kuik kini sudah punah. Lokomotif itu dilebur hingga tak ada satu pun bagiannya yang tersisa saat ini.

Meskipun sudah tak beroperasi lagi, namun Si Gombar dan Si Kuik akan abadi di ingatan warga Garut. Meskipun tidak dioperasikan, besar harapan warga Garut agar si Gombar bisa dibawa pulang sebagai bukti kejayaan lokomotif uap di kota intan.

Selain lokomotif berjuluk Si Gombar dan Si Kuik, warga Garut juga mengenang Stasiun Garut jika berbicara kereta api. Stasiun itu merupakan stasiun kereta api utama yang kerap disinggahi warga Garut zaman dulu.

Menurut informasi yang dihimpun, meskipun saat ini sudah direnovasi dan diperbesar, bangunan utama Stasiun Garut dan beberapa rumah dinas tidak dibongkar karena merupakan cagar budaya.

Kini warga Garut sudah tak sabar menanti reaktivasi rel KA Cibatu-Garut yang digagas pemerintah. Semua persiapan terpantau sudah matang. Beberapa kali percobaan pun telah dilakukan oleh PT KAI.



Simak Video "Video: KAI Bagi-bagi Diskon Tiket Kereta Api Buat Mudik Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Kisah Stasiun Kereta Tua
Kisah Stasiun Kereta Tua
22 Konten
Stasiun kereta yang ada di Indonesia umurnya sudah cukup lama, dari zaman kolonial. Sebagian besar masih memiliki tipe bangunan khas zaman kolonial, meski yang lain sudah mendapatkan modernisasi.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads