Magelang -
Agar umur candi Borobudur jadi lebih panjang, wisatawan akan didorong untuk mengunjungi desa-desa wisata di sekitar candi tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun turut mendorong wisatawan tidak hanya fokus di Candi Borobudur saja, namun juga mengunjungi desa-desa di sekitar Candi Borobudur yang memiliki berbagai potensi dan sekaligus memperpanjang umur candi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Judi Wahjudin kepada wartawan di Balkondes Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek mengadakan pelatihan bagi 130 warga dari 20 desa di kawasan Borobudur. Pelatihan tersebut meliputi tata kelola pagelaran, seni kriya dan pemandu wisata sejarah di kawasan Borobudur. Pelatihan dibagi di Balkondes Wanurejo, Karanganyar dan Ngargogondo.
"Tujuannya (pelatihan) tentunya untuk memberikan akses dan peluang serta pemahaman kepada masyarakat dan komunitas desa yang bergerak di bidang kebudayaan. Kegiatan ini terkait dengan penguatan kompetensi kriya karena kami tahu di kawasan Borobudur banyak sekali pelaku yang berbasis kearifan lokal wujudnya mulai dari makanan, kriya, patung dan lain-lain," kata Judi.
Adapun yang dilakukan tersebut, kata dia, sebagai sebuah ikhtiar untuk mengembangkan kawasan Borobudur. Hal ini mengingat Borobudur bukan hanya Candi Borobudur saja, tetapi kawasan tersebut tentunya memiliki potensi-potensi.
"Yang kedua, ini sebuah ikhtiar untuk mengembangkan kawasan Borobudur. Karena Borobudur bukan hanya Candi Borobudur, tapi kawasan tersebut tentunya ada potensi tidak hanya tinggalan tangible seperti candi dan lain-lain, tetapi juga ada banyak tinggalan intangible baik tradisi lisan, sastra, teater, seni rupa, seni pertunjukan, termasuk healing, pengobatan-pengobatan tradisional yang sangat kental di sekitar sini," tuturnya.
Selanjutnya ---->> Jangan Terfokus Pada Candi Borobudur
Saat disinggung terkait dengan destinasi super prioritas Borobudur, kata dia, upaya yang dilakukan untuk memperkuat tata kelola yang dulunya hanya di lingkup Candi Borobudur menjadi kawasan Borobudur.
"Ini memperkuat tata kelola yang tadinya lingkupnya Candi Borobudur menjadi kawasan Borobudur tentunya ada perubahan mindset atau paradigma tidak hanya fokus di titik candinya, tetapi juga di kawasannya. Kalau kawasannya tentu terkait juga dengan tinggalan-tinggalan warisan budaya di sekitarnya termasuk masyarakatnya. Makanya perlu penguatan-penguatan kompetensi untuk masyarakatnya baik komunitas, lembaga atau pranata budaya di desa-desa yang ada di kawasan Borobudur," tuturnya.
"Iya (kaitan dengan destinasi super prioritas). Pasti implikasinya apabila nanti desa-desa tersebut kuat, memiliki branding khusus, produk khusus, implikasinya akan memperkuat itu. Punya produk sendiri yang kuat, punya pemandu-pemandu yang kuat, punya SDM-SDM yang bisa bersaing dengan wilayah-wilayah lain," katanya.
Pihaknya berharap dengan pelatihan yang diadakan tersebut nantinya pengunjung bukan hanya di Candi Borobudur saja. Namun demikian, wisatawan bisa menyebar berada di kawasan Borobudur.
"Jadi ada aspek konservasi bagaimana caranya warisan dunia tersebut biar panjang umur, otomatis harus ada distribusi pengunjung. Pengunjung bisa didistribusikan kalau ada alternatif. Alternatif tersebut kita ciptakan di desa-desa di kawasan Borobudur karena kami yakin semua desa lumbung budaya, lumbung kreativitas," katanya.
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya, Balai Konservasi Borobudur, Yudi Suhartono menambahkan, Candi Borobudur sebagai sumber ilmu, sumber kreatif. Untuk itu, warga sekitar bisa mengambil ilmu yang berada di relief Candi Borobudur.
"Dengan adanya ini (pelatihan) teman-teman itu bahwa Borobudur sebagai sebuah sumber ilmu, sumber kreatif, sumber yang bisa diperoleh teman-teman, nggak usah jauh-jauh ambil Borobudur. Menengok Borobudur sebagai sebuah warisan budaya, sebuah yang universal, jangan dipandang dari segi agama, inilah karya budaya kita, inspirasi banyak di Borobudur," ujarnya.
Yudi mendorong, ke depannya agar wisatawan menyebar menuju desa-desa yang berada di kawasan Borobudur.
"Saya sampaikan dulu, konsep kami akan menyebar wisatawan ke desa-desa. Jadi kedepannya jangan fokus ke candi, menyiapkan dengan ini. Penyebaran pengunjung supaya masyarakat Borobudur bisa merasakan lebih," pungkasnya.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan