Jika Terus Diambil, Ikan-Ikan di Lautan Indonesia Bisa Habis?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jika Terus Diambil, Ikan-Ikan di Lautan Indonesia Bisa Habis?

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Jumat, 28 Jan 2022 09:11 WIB
Wisatawan melakukan penyelaman di lokasi menyelam Batee Tokong, Sabang, Aceh, Sabtu (9/10/2021). Kemenparekraf menyatakan Sabang merupakan salah satu destinasi wisata bahari terbaik dengan keindahan alam bawah laut yang ada di Indonesia dengan beberapa lokasi penyelaman di antaranya The Canyon, Batee Tokong, Pulau Rondo dan Arus Balee. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Foto: Ilustrasi laut Indonesia (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Jakarta -

Indonesia memiliki harta karun di lautnya yang begitu luas. Jika terus-terusan diambil, apa ikan di laut bisa habis?

Direktur Bidang Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Muhammad Ilman mengatakan sebagian besar nelayan 80-95 persen berkumpul di pantai saat menangkap ikan, sekitar 4 km ke arah laut. Lalu, hanya sebagian kecil yang memilih ke tengah laut.

"Hanya sedikit ya hanya 5% yang ke arah laut dengan menggunakan boat yang lebih besar ini menyebabkan ini salah satu tantangan, artinya kalau terus-terusan seperti ini memang akan sumber daya laut kita bisa bisa jadi semakin cepat habis karena tempat yang sangat sensitif ini justru di sini yang panen besar-besaran, sedangkan yang di wilayah lepas lautnya ini malah belum dikelola masih ada potensi pengembangan di sana," kata Ilman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Menurut Ilman, dalam mengelola perikanan, hal yang paling mendasar sebenarnya yaitu bagaimana mengetahui jumlah ikan di lautan. Namun tentu, hal ini tentu sangat sulit dilakukan.

"Ini yang jadi salah satu ini kunci kalau kita ingin mengelola perikanan di manapun, berapa jumlah ikan yang kita punya, sebab ikan ini kalau kita ambil terlalu banyak ya itu akan menyebabkan jumlahnya semakin sedikit sehingga suatu waktu habis, ikan tersebut, mungkin agak janggal tapi ikan bisa habis? ikan di laut bisa habis," katanya.

Salah satu pendekatan yang dipakai untuk mengetahui jumlah ikan adalah mengetahui ukurannya, berapa panjang dan beratnya. Data itulah yang digunakan untuk mengetahui apakah ikan di laut masih cukup untuk dipanen.

"Biasanya gini, kalau ukuran ikan yang tertangkap itu semakin lama semakin kecil, (misalnya) hari ini diukur 30 cm setahun ini rata-rata 30 cm, tahun berikutnya dia turun jadi 25 cm, atau 27 cm tahun berikutnya lagi turun 26 cm rata-ratanya di bawah itu, itu artinya ikan itu sudah mulai habis nah dari dasar itulah salah satu cara yang paling praktis yang digunakan secara luas sebagai mana menghitung jumlah ikan di seluruh di laut," tambah Ilman.

Namun, permasalahannya adalah laut yang terlalu luas dan kita tidak tahu dari mana ikan yang tertangkap datang. Bisa jadi ikan yang pertama diukur dari laut A, namun yang selanjutnya ternyata dari laut B.

"Ini yang menyebabkan pemerintah sulit bahkan sampai sekarang pun masih merupakan tantangan yang berat untuk menentukan seberapa besar harta karun kita ini masih bisa dimanfaatkan atau harus dikurangi," tambahnya.

Selanjutnya, upaya menghitung ikan oleh pemerintah

Upaya dalam menghitung ikan ini ternyata memang sudah dilakukan oleh pemerintah berpuluh-puluh tahun yang lalu. Hal ini juga dilakukan Yayasan Konservasi Alam (YKAN) dalam membantu pemerintah untuk mengetahui perkiraan jumlah ikan di berbagai tempat di Indonesia, khususnya ikan kakap dan kerapu.

"Pemerintah kita sudah mulai mendata mencoba menghitung jumlah ikan di laut ini kalau tidak salah dari tahun 1970-an pada waktu dibentuk Direktorat Jenderal Perikanan di Kementerian Pertanian.. pada saat itulah dimulai upaya untuk menghitung jumlah ikan kita," katanya.

Halaman 3 dari 2
(elk/ddn)

Hide Ads