Mengapa Pesawat Memiliki Winglet?

Ujung sayap bergerigi

Pesawat Boeing terbaru memiliki sayap yang melengkung ke belakang, bukan winglet.

Tidak seperti Boeing, adopsi winglet di Airbus cukup lambat dan tetap tidak yakin akan manfaatnya hingga tahun 2000-an. Pada tahun 2011 ia pertama kali menerbangkan desain winglet mereka sendiri, menyebutnya "sharklet" namun berkembang dengan cepat.

Keluarga A320, yang saat ini merupakan pesawat terlaris di dunia dengan lebih dari 16.000 pesanan, mulai memiliki sharklet sebagai opsi pada 2012, sementara A320 yang ada telah dipasangi kembali sejak 2015. Airbus menjanjikan pengurangan pembakaran bahan bakar sebesar 4% dan penghematan 900 ton CO2 per pesawat per tahun.

Pada tahun 2013, dengan A350, Airbus lebih menyempurnakan desain wingletnya, yang tidak lagi menjadi pelengkap terpisah melainkan bentuk utuh dari sayap dasar. Desain baru juga diterapkan pada A320neo, versi terbaru dari pesawat populer dengan mesin yang lebih baik yang kini hadir dengan sharklet sebagai standar.

Winglet sekarang ditemukan di hampir setiap jet kecil dan menengah di dunia, meskipun kemanjurannya pada pesawat yang lebih besar kurang jelas.

Winglet membantu pendakian. Tapi bagi pesawat penerbangan jarak jauh, mungkin mendapat manfaat lebih sedikit dari winglet.

Akibatnya, model Boeing 787 dan 777 tidak memiliki winglet melainkan ujung sayap yang runcing atau ujung sayap yang memiliki lengkungan ke belakang. Desain itu lebih efisien selama pelayaran dan hemat bahan bakar sebanding dengan winglet.

Tapi winglet juga bisa meredam turbulensi dengan baik.