Kamboja meminta pemerintah Inggris untuk membantu mengembalikan barang antik yang dikatakan dicuri dari kuilnya. Namun ini adalah perjuangan panjang.
BBC melansir, menteri kebudayaan negara itu mengatakan Museum Victoria & Albert dan Museum Inggris keduanya telah menjarah benda-benda itu.
Museum mengatakan mereka transparan tentang asal-usul barang. V&A menyambut baik dialog konstruktif dan mengatakan akan mempertimbangkan permintaan dengan hati-hati dan penuh hormat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sepucuk surat, Menteri Kebudayaan Kamboja, Phoeurng Sackona, mengatakan banyak harta budaya penting dicuri dari kuil-kuil sucinya. Lalu koleksi itu berakhir di gudang dan institusi, termasuk di dua museum London.
Baca juga: Tokoh Pendiri ASEAN dan Sejarah Berdirinya |
Orang Kamboja yang percaya bahwa patung-patung kuno menyimpan jiwa leluhur mereka telah menunjukkan dengan tepat bahwa banyak dari karya curian itu melewati tangan seorang pedagang seni Inggris yang nakal, Douglas Latchford, yang meninggal pada tahun 2020.
Fokus pada Inggris menandai fase terbaru dalam kampanye Kamboja untuk memulihkan ukiran dan patung paling berharga di negara itu yang dijarah dan kemudian dijual ke museum Barat dan kolektor pribadi.
Kepala penasihat hukum Kementerian Kebudayaan Kamboja dan kepala tim investigasinya, Brad Gordon, mengatakan bahwa perdagangan barang-barang ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Surat menteri Kamboja mengingatkan Inggris bahwa kedua negara adalah pihak dalam Konvensi Den Haag, yang bertujuan untuk melindungi kekayaan budaya selama konflik bersenjata.
Bersambung di halaman berikutnya...
Simak Video "Video Jenazah TKI Banyuwangi Meninggal di Kamboja Tiba di Rumah Duka"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol