Pemerintah Provinsi sudah bertekad bulat menerapkan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo, khusus di Pulau Komodo dan Pulau Padar, dengan nominal tinggi. Yakni, sebesar Rp 3,75 juta. Buat apa sih?
Rupanya, cukup banyak rencana pemerintah di TN Komodo. Mulai dari pengelolaan sampah hingga peningkatan kualitas SDM lokal. Mereka ingin pariwisata berkualitas.
"Demikian juga kami akan melakukan pengelolaan sampah dan juga meningkatkan capacity building bagi masyarakat lokal di situ," kata Kadispar NTT, Sony Zeth Libing, dalam temu wartawan mingguan di Kemenparekraf, Senin (11/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hasil kajian ahli itulah pemerintah provinsi bersama pemerintah pusat membuat kebijakan ini. Bahwa kebijakan yang kami buat itu membuat publik kaget, bisa jadi," dia menambahkan.
"Karena setiap kebijakan yang baru tentu saja ada pro dan kontra. Tugas kami dari pemerintah adalah melakukan pendekatan dengan berbagai pelaku pariwisata, tokoh agama-masyarakat, DPRD untuk meyakinkan kepada mereka mengapa kebijakan ini kami ambil dan untuk apa kebijakan ini kami buat," dia menjelaskan.
Sony juga menyebut hasil akhir untuk penerapan tiket Rp 3,75 juta ke Pulau Komodo dan Padar semata-mata hanya untuk kelestarian lingkungan. Karena, keindahan itulah yang dimiliki NTT dan harus betul-betul dijaga.
"Dan hasilnya kami menyadari ada yang masih pro dan yang kontra. Tapi kami punya prinsip, demi konservasi, dan keberlangsungan komodo dan sistem sebagai warisan bagi dunia ini, maka pemerintah akan terus menjalankan itu," katanya.
"Kami menyadari bahwa suatu saat masyarakat akan menyadari itu. Bahwa ini penting, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pariwisata, itulah keindahan kami, itulah daya tarik kami, karena itulah kami harus menjaga lewat pariwisata," kata dia lagi.
Selebihnya, tiket mahal ke bagian-bagian TN Komodo juga untuk membasmi kemiskinan hingga kekurangan gizi kronis di NTT. Jadi, mereka ingin pariwisata yang berkualitas, bukan pariwisata massal.
"Itulah kami bisa membangun ekonomi rakyat kami. Masalah kemiskinan kami sampai stunting kami, kami bisa keluar dari situ. Jadi prinsip kami, quality tourism menjadi pilihan prioritas kami," Sony menegaskan.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol