Singapore Airlines buat kebijakan baru yang melegakan awak kabinnya. Maskapai kebanggaan Singapura itu takkan lagi memecat karyawannya yang ketahuan hamil.
Mengutip Bangkok Post, Selasa (11/10/2022) adalah surat kabar setempat Strait Times yang membocorkan kebijakan baru itu.
Selama ini kebijakan Singapore Airlines soal pramugari yang hamil dikritik masyarakat selama lebih dari 1 dekade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kebijakan baru itu, pramugari yang hamil bisa memilih melakukan pekerjaan di darat (ground work) dan kembali terbang setelah menyelesaikan cuti hamil mereka.
Sebelum ada kebijakan baru yang berlaku mulai 15 Juli itu, manajemen memaksa pramugari hamil untuk cuti tanpa bayaran dan berhenti setelah mereka melaporkan sertifikat kelahiran anak, menurut laporan Strait Times.
Tidak ada pekerjaan sebagai kru darat untuk pramugari dan jika ingin terbang lagi mereka harus mengikuti lagi proses lamaran kerja dari awal dan tidak ada jaminan mereka bisa kembali bekerja sebagai pramugari.
Kebijakan Singapore Airlines yang seakan tidak memperbolehkan pramugarinya untuk melahirkan itu sudah menjadi cibiran lembaga kesetaraan gender sejak 2010.
Seiring pandemi yang mulai mereda dan kembalinya jumlah penerbangan, memaksa Singapore Airlines untuk memperlunak kebijakannya. Dalam sebuah pernyataan, Singapore Airlines mengatakan dalam kebijakan sebelumnya, "Kru kabin meninggalkan pekerjaannya saat mereka hamil'".
Namun Singapore Airlines tidak menyebutkan secara spesifik apakah para pramugari itu diwajibkan untuk berhenti dari pekerjaannya jika hamil.
Dalam kebijakan baru, kabin kru yang tengah hamil bisa bekerja selama 3-9 bulan di darat. "Kami berusaha untuk mempertahankan sumber daya manusia kami yang berbakat," tulis Singapore Airlines.
(ddn/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol