TRAVEL NEWS
Dulu Tarik Tambang Dilakukan Prajurit Terlatih, Jangan Sepelekan Persiapan

Lomba tarik tambang IKA Unhas yang diikuti oleh 5.000 orang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berujung maut dengan satu peserta tewas. Sejarawan Asep Kambali mengingatkan sejarah tarik tambang.
Tarik tambang itu dihelat pada di Lapangan Hasanuddin, Makassar, Minggu (18/12/2022) oleh IKA Unhas wilayah Sulsel. Lomba itu digelar untuk memecahkan rekor MURI dengan peserta terbanyak sekaligus menjadi rangkaian pelantikan pengurus IKA Unhas Sulsel.
Menurut keterangan Kasubag Humas Polrestabes Makassar AKP Lando satu peserta meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka. Para korban luka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.
Saat ini, kepolisian sedang menyelidiki penyebab munculnya korban dari lomba itu. Menurut keterangan beberapa saksi, peserta yang tewas jatuh membentur aspal.
Asep mengaitkan lomba tarik tambang itu dengan asal mulanya. Dia bilang tarik tambang dilakukan oleh prajurit terlatih.
"Tarik tambang dan panjat pinang itu penetrasi ke Indonesia ada pada zaman Belanda. Tetapi, merujuk arsip dan bukti tarik tambang sudah ada di India, China, dan Mesir aktivitasnya mirip tetapi nama berbeda," ujar Asep dalam perbincangan dengan detikTravel.
Dia menyebut sejumlah literatur menjelaskan tarik tambang bukan sebagai olahraga di masa itu. Di China tarik tambang merupakan cara untuk melatih tentara militer Negara Chu. Tarik tambang baru menjadi permainan sejak pemerintah Kaisar Xuanzong.
Sementara itu, di India tarik tambang mulai dikenal pada abad ke-12 sebelum Masehi. Hanya saja, belum jelas fungsi tarik tambang pada era tersebut.
Catatan lain menyebut bahwa tarik tambang mulai dikenal sebagai olahraga atau permainan di Olimpiade oleh bangsa Yunani pada 500 tahun sebelum Masehi.
"Ini permainan tua. Di kita, permainan itu diasosiasikan dengan peninggalan kolonial Belanda, perlombaan itu diesksploitasi banget, dijadikan permainan rakyat. Dijadikan momentum perayaan hari besar orang Belanda, HUT Ratu Belanda. Padahal, untuk memainkan panjat pinang dan tarik tambang ini dibutuhkan ketrampilan khusus, berbeda dengan layang-layang, galasin, gobak sodor, yang memang merupakan permainan, senang-senang," ujar Asep.
"Tarik tambang dan panjat pinang sama-sama untuk mengadu kekuatan antara dua kubu. Saat turut serta, peserta tidak boleh lengah dan bahkan seharusnya berlatih dulu. Ini adalah sarana latihan prajurit. dengan merujuk itu saja permainan ini dilakukan oleh profesional. Kalaupun sekarang dilakukan seharusnya peserta perlu menggunakan body protector atau semacamnya," dia menambahkan.
Asep menyadari betul tarik tambang kerap dipilih masyarakat karena peralatan yang sederhana. Bahkan, tarik tambang boleh dibilang tidak pernah ketinggalan dalam daftar perlombaan 17-an.
"Perlombaan ini, menurut saya, gampang sekali meninabobokkan masyarakat. Perlombaan ini sama sekali enggak nyambung, tidak ada relevansinya dengan cinta Tanah Air, malah sebaliknya menjauhkan dengan para pahlawan. Serunya dapat, tetapi apakah kemudian pelakunya mengenal sejarah, saya rasa tidak," kata dia.
Begitu pula dengan kegiatan pelantikan IKA Unhas. Asep menilai tidak ada relevansi tarik tambang dan agenda tersebut.
Simak Video "Panitia Tarik Tambang Maut Sebut Korban Selfie-selfie, CCTV Berkata Lain"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)