Bali dibuat kesal dengan tingkah turis Rusia. Tapi ternyata bukan cuma dari Rusia, turis Ukraina juga sama saja.
Menurut data Dinas Pariwisata Bali, WNA jumlah WNA Rusia dan Ukraina yang berkunjung ke Bali sejak 2022 sampai Januari 2023 ini sebanyak 90.833 orang. Sebagian dari mereka tidak hanya berwisata, tetapi malah bekerja secara ilegal, sudah begitu berulah menjengkelkan.
Kenakalan turis-turis Rusia dan Ukraina itu terekam di jalan raya. Merujuk laporan data yang disampaikan Polda Bali terlihat turis asal Ukraina dan Rusia yang paling banyak melanggar lalu lintas di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, sampai mengatakan billboard atau spanduk peringatan akan dipasang dengan bahasa Rusia dan Ukraina selain bahasa Indonesia dan Inggris.
Keberadaan mereka tengah disorot karena berbagai aksi yang bikin geleng-geleng kepala. Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adyana sudah menyampaikan keresahan itu sejak akhir Februari 2023. Dia berharap pemerintah segera membatasi jumlah kunjungan wisatawan dari dua negara itu. Dia menilai turis-turis dari Rusia dan Ukraina itu bukan liburan ke Bali, tetapi mencari kerja tetapi dengan visa turis.
Faktanya, turis-turis Rusia dan Ukraina terekam kamera berulah macam-macam. Mereka bahkan memiliki persewaan motor tetapi tidak terdaftar secara resmi. Mereka juga menjadi instruktur surfing, fotografer, kerja di salon, juga berjualan sayur.
Salah satu fotografer lokal Anak Agung Sony menyebut sudah melaporkan kelakuan turis-turis Rusia dan Ukraina itu jauh sebelum pandemi.
"Saya sudah melaporkan sejak lama, tetapi tidak mendapatkan respons apapun dari yang berwenang. Dan, semua yang sedang ramai saat ini, turis Rusia dan Ukraina, itu memang benar terjadi," kata Sony dalam perbincangan dengan detikTravel.
"Sebetulnya, bule-bule Rusia dan Ukraina yang melakukan pekerjaan warga lokal itu sudah ada sejak sebelum Corona, cuma kini semakin dibicarakan karena ulah mereka semakin keterlaluan dan media sosial merekamnya. Termasuk, memakai pelat nopol palsu, Bukan sekarang saja," ujar Sony.
"Bahkan, pekerjaan yang diserobot oleh turis Rusia itu bukan hanya fotografer, tetapi dari properti sampai yang jasa pijat mereka lakukan," dia menjelaskan.
Sony berpendapat makin meningkatnya kedatangan turis Rusia dan Ukraina di Bali bukan karena perang antara dua negara itu. Turis-turis Rusia dan Ukraina itu sampai di Bali justru adalah mereka yang memang sudah berada di Asia Tenggara sebagai tempat tinggal.
"Imbas perang Rusia dan Ukraina pasti ada. Bisa jadi mereka menghindari wajib militer di Rusia, tetapi jumlahnya tidak banyak. Sebab, sebelum pandemi tipikal turis-turis yang menyalahgunakan visa wisata ini sudah menggila," kata Sony.
"Mereka ini adalah turis-turis yang pindah dari Thailand. Di sana mereka melakukan aksi serupa, datang dengan visa turis tetapi kemudian bekerja secara ilegal. Nah, saat ini Thailand sudah bersih-bersih dari turis seperti ini makanya mereka lari ke Bali. Syarat masuk Bali lebih mudah, tinggal bikin visa on Arrival (VoA), yang tidak mahal pula, mereka bisa tinggal 30 hari. Saat habis mereka bisa ke Malaysia dulu atau negara tetangga RI lainnya kemudian kembali masuk sini," dia membeberkan.
"Di Thailand mereka diusir dan lari ke Bali. Nah, di Bali ini terlalu welcome kepada turis asing," ujar Sony lagi.
Berikut 10 berita terpopuler detikTravel:
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit