Siapkah Museum Nasional Tampung Benda Repatriasi dari Belanda?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Siapkah Museum Nasional Tampung Benda Repatriasi dari Belanda?

Putu Intan - detikTravel
Senin, 21 Agu 2023 13:11 WIB
472 Koleksi benda bersejarah dikembalikan Pemerintah Belanda ke Pemerintah Indonesia. Penyerahan koleksi benda bersejarah ini dilakukan di Leiden, Belanda, Senin (10/7/2023).
Arca Singosari yang dikembalikan Belanda ke Indonesia. Foto: AP/Aleksandar Furtula
Jakarta -

Benda bersejarah Indonesia yang dirampas Belanda akan dikembalikan dan Museum Nasional diproyeksikan sebagai rumah baru benda-benda itu. Mampukah?

Benda-benda bersejarah yang direpatriasi itu berjumlah 472 buah. Beberapa di antaranya adalah 4 arca Singosari dan 335 harta karun Lombok.

Sebelumnya, benda-benda ini disimpan di museum yang berada di Negeri Kincir Angin. Namun, setelah dipulangkan ke tanah air, benda-benda itu akan ditempatkan di Museum Nasional, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut Dirjen Kebudayaan, itu (benda repatriasi) ditempatkan di Museum Nasional. Jadi beliau sudah mempersiapkan Museum Nasional untuk menerima benda-benda itu," kata anggota Tim Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di Belanda, Prof. Irmawati Marwoto kepada detikTravel, Rabu (9/8/2023).

Irma yang juga merupakan Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini memaparkan sejumlah persiapan penyambutan benda-benda bersejarah itu sudah dilakukan.

ADVERTISEMENT

Benda-benda ini dikirim dari Belanda pada 17 Agustus 2023. Sebelumnya, tim repatriasi akan memastikan kondisi benda-benda tersebut, termasuk keasliannya. Benda-benda itu juga diberi status sebagai Benda Cagar Budaya sebelum sampai di Indonesia.

Begitu sampai di Jakarta, benda-benda ini akan dikarantina terlebih dahulu sebelum dipamerkan kepada khalayak. Karantina ini berguna untuk menyesuaikan kondisi benda-benda itu di lingkungan baru.

"Karena benda-benda itu, misalnya arca, biasanya sudah bisa di negara dingin lalu tiba-tiba dibawa ke sini. Bisa jadi terjadi sesuatu dengan benda itu. Jadi harus ditaruh di ruang tersendiri dulu untuk membiasakan dengan udara kita," kata dia.

Museum Nasional akan memberikan perlakuan khusus untuk benda-benda tersebut. Termasuk soal keamanan.

"Masalah keamanan memang ini satu tantangan juga ya tapi insyaAllah Pak Dirjen sudah menyiapkan itu semua bersama tim. Bagaimana nanti untuk mengelola itu di museum, mengelola keamanannya, suhu udara dan segala macam itu sudah dipersiapkan," ujar Irma.

Belum siap bila harus tampung semua

Selain benda-benda yang direpatriasi ini, rupanya masih banyak artefak Indonesia lainnya yang masih tersimpan di Belanda. Irma memperkirakan, jumlahnya ada ribuan.

Hanya, seandainya semua barang itu dikembalikan ke Indonesia, museum sekelas Museum Nasional belum tentu mampu menampungnya. Irma berargumen, dibutuhkan museum skala nasional baru yang dipersiapkan khusus untuk menjadi rumah bagi artefak tersebut.

"Mesir sekarang punya museum baru. Museumnya besar dan keren banget. Sangat moderen museumnya. Nah, dia mempersiapkan museum seperti itu lalu minta semua barang-barang punyanya di seluruh dunia untuk dikembalikan," kata dia.

Irma menjelaskan, Mesir sudah mempersiapkan kepulangan benda-benda bersejarah itu dengan menyiapkan bangunan, teknologi, dan sumber daya manusianya. Berbeda dengan Indonesia, langkah seperti ini belum ada.

"Secara realitas, memang kita juga belum siap kalau semuanya dikembalikan. Makanya, kita memilih dan mengajukan yang kira-kira bisa ada knowledge-nya, bisa membangun identitas. Belum waktunya kita meminta seperti itu," kata dia.

Faktanya, dua kali berkunjung dalam tempo yang berdekatan, bisa jadi karena Jakarta sedang panas betul, detikTravel merasakan air conditioner (AC) di setiap ruangan Museum Nasional tak lagi sejuk. Ruangan pengap.

Kurasi yang ada di Museum Gajah juga terlihat ketinggalan zaman. Cobalah traveler lihat dari pajangan dinding tentang jumlah provinsi Indonesia yang masih berjumlah 34.

Selain itu, soal yang sepele tetapi seharusnya tidak bisa diabaikan adalah tempat istirahat bagi pengunjung, terutama untuk anak-anak sekolah. Mereka harus lesehan di lantai saat beristirahat makan siang karena tempat untuk pengunjung rombongan.

***

detikTravel menyuguhkan liputan mendalam tentang museum dan pengelolaannya di bulan Agustus ini. Artikel berseri tayang setiap hari.

Simak Video 'Manajemen SDM yang Salah Jadi Alasan Museum Indonesia Jarang Dilirik':

[Gambas:Video 20detik]



(pin/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Museum RI: Megah dari Luar, Lawas di Dalam
Museum RI: Megah dari Luar, Lawas di Dalam
20 Konten
Sekilas, Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah begitu megah dari luar meski dari bangunan lawas. Namun, kualitas SDM permuseuman jadi kendala dan berdampak pada pengelolaan di sana.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads