Selain vihara tertua di Jakarta, rute Chinatown Glodok juga mengunjungi salah satu vihara tertua lainnya, yaitu Vihara Toa Se Bio. Vihara ini juga menjadi korban dari kekejaman peristiwa yang sama dan dibangun kembali pada tahun 1751.
![]() |
Tidak hanya vihara, rute ini juga membawa pesertanya mengunjungi sebuah gereja katolik yang kental akan nuansa Tionghoa. Gereja ini bernama Gereja Santa Maria de Fatima. Gereja ini tidak memiliki arsitektur gotik selayaknya arsitektur gereja pada umumnya. Justru bangunan gereja ini menggunakan arsitektur khas Tionghoa dengan bentuk atap melengkung. Gereja ini juga dilengkapi oleh dekorasi ukiran kayu khas Tionghoa serta didominasi warna merah dan kuning keemasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengunjungi berbagai destinasi bernuansa keagamaan, rute ini juga membawa peserta berwisata kuliner. Dimulai dengan mengunjungi gang kuliner di Petak Sembilan. Di kawasan ini, peserta dapat melihat dan berbelanja beragam makanan. Mulai dari kuliner khas Tionghoa, aneka penganan berbahan dasar babi, buah-buahan, hingga makanan vegetarian.
![]() |
Perjalanan di rute Chinatown Glodok diakhiri di Petak Enam. Di sini peserta diajak berkenalan dengan tradisi minum teh ala Tionghoa. Peserta dapat melihat demonstrasi proses penyeduhan teh hingga menyicipi langsung teh yang telah dibuat.
(ysn/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!