Museum Sugihara Terkena Pandemi Corona
Museum yang berdiri tahun 1999 itu menampilkan koleksi foto-foto dokumentasi Chiune Sugihara semasa menjadi diplomat, hingga benda-benda memorabilia yang masih tersisa di rumah dinasnya, serta kisah penyelamatan visa transit yang heroik itu.
Selama masa pandemi Corona, Museum Sugihara di Lithuania ikut terkena dampaknya. Mereka kesulitan dana untuk pengelolaan karena hanya mengandalkan pemasukan dari tiket pengunjung.
"Penjualan tiket adalah pendapatan utama kami. Warga negara Jepang biasanya mendominasi 85% kunjungan. Sekarang, pengunjung dari Jepang hilang, begitu juga dengan pendapatan kami," kata Direktur Museum, Ramunas Janulaitis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bantuan akhirnya datang dari Jepang, negara asal Sugihara. Orang-orang dari Prefektur Gifu, dimana Sugihara berasal, berhasil menggalang dana agar biaya operasional Museum Sugihara di Lithuania bisa terpenuhi.
![]() |
Mereka berhasil menghimpun donasi hingga 30.000 Euro (setara Rp 516 juta) untuk membantu museum tersebut selama masa pandemi Corona.
"Kami berharap bisa menghimpun dana lagi sebanyak 40.000 Euro (setara Rp 689 juta) selama musim gugur," kata Duta Besar Jepang, Shiro Yamasaki.
Lithuania sendiri dulu dikenal sebagai salah satu negara dengan populasi komunitas Yahudi terbesar di Eropa. Pemerintah Lithuania pun menobatkan tahun 2020 ini sebagai 'Tahun Chiune Sugihara' untuk mengenang jasa-jasanya yang telah menyelamatkan ribuan nyawa orang Yahudi dari tragedi Holocaust.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!