Mengintip Rumah 100 Tahun Lokasi Syuting Film Kabayan dan Nyi Iteung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Rumah 100 Tahun Lokasi Syuting Film Kabayan dan Nyi Iteung

Wisma Putra - detikTravel
Minggu, 21 Jun 2020 08:16 WIB
Rumah Kabayan
Rumah Kabayan di Lembang (Wisma Putra/detikFOTO)
Bandung -

Rumah panggung dengan bilik bambu di Kampung Sukahaji RT 02/RW 01, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menyimpan sejarah perfilman Indonesia. Rumah itu tempat syuting sekuel film Si Kabayan tahun 80-an.

Rumah dengan dominasi warna biru dan putih di sebuah halaman luas dengan hamparan rumput hijau itu dijadikan rumah Nyi Iteung, Abah, dan Ambu yang dalam ceritanya menjadi pasangan Kabayan.

Kabayan dalam cerita itu diperankan oleh aktor kawakan yang saat ini sudah meninggal dunia, yakni Didi Petet. Almarhum Didi Petet memerankan Kabayan sejak tahun 1989 hingga 1994 dan bermain dalam empat judul film, yakni Si Kabayan Saba Kota (1989), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992), terakhir ada Si Kabayan Cari Jodoh (1994).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, sosok yang memerankan Nyi Iteung, juga bukan aktris sembarangan. Tercatat nama besar semacan almarhum Nike Ardilla, Paramitha Rusadi, serta Desy Ratnasari, pernah menjejakkan kaki di rumah yang menjadi ciri khas kesederhanaan budaya sunda itu.

Berdasarkan penuturan sang pemilik, rumah itu dibangun oleh kakeknya sekitar tahun 1923. Hampir berusia 100 tahun, pemilik masih mempertahankan desain rumah tanpa ada perubahan yang sangat mencolok selain hanya beberapa bagian diganti materialnya lantaran sudah usang.

ADVERTISEMENT

Namun di bagian dalam, suasana pedesaan sangat kental terasa. Lantai kayu dengan bunyi berdecit saat diinjak, dinding bilik, serta lampu temaram menghiasi setiap sudut ruangan rumah. Belum lagi bagian dapur atau pawon yang luas tempat bercengkerama keluarga tampak bersih dan rapi dengan tata letak perabotan jadul (jaman dulu) menciptakan suasana yang nyaman, klasik, intim.

Di ruang tengah, sengaja dipasang kumpulan foto pemeran bersama kru film dan keluarga pemilik rumah sebagai kenang-kenangan bagi anak cucuk kelak dibingkai dalam figura sederhana namun sarat makna.

"Rumah ini memang sudah sangat tua sekitar 97 tahun. Jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah meninggal," ujar Ida Widaningrum (62), cucu pemilik rumah, Sabtu (20/6/2020).

Ida menuturkan sebagian besar perabotan rumah tersebut masih asli peninggalan nenek moyang mereka yang didapat dari hasil lelang peninggalan zaman Belanda sebel akhirnya Indonesia merdeka.

"Ini koleksi perabotan asli kakek-nenek kami, belum pernah diganti, tapi ada beberapa yang sudah diperbaiki. Di masanya termasuk barang mewah karena merupakan pembelian hasil lelang dari orang Belanda," tuturnya.

Bangunan berukuran 20x8 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektare. Ida mengatakan menuturkan jauh sebelum dipakai syuting film Si Kabayan, rumah tua tersebut juga sempat dijadikan lokasi syuting sinetron dan film lainnya, semacam Emas Putih, Kelabang Gendi, dan Pel Ajaib.

"Mungkin karena suasananya yang nyaman dan desain rumahnya cocok dijadikan untuk tempat syuting, jadi agak sering disewa," dia menerangkan.

Ida menuturkan saat ini rumah tersebut lebih dijadikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar di hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

"Paling dipakai untuk pertemuan keluarga saja karena lumayan banyak kalau semua kumpul," dia membeberkan.

Sampai sekarang masih banyak pengusaha yang menawar rumah tersebut untuk dijadikan pembangunan toko dan peruntukkan lainnya. Bahkan masih banyak juga yang meminta izin untuk memakai rumah tersebut sebagai lokasi syuting.

"Yang nawar banyak, katanya mau dijadikan toko atau tempat wisata. Ada juga yang mau izin buat syuting, tidak akan kami beri izin lagi, karena kondisi rumah sudah tua sehingga tidak memungkinkan. Dengan kru yang banyak takut rubuh kalau syuting di dalam. Kalau di bagian luar rumah silakan saja," ujar dia.

Sebagai ahli waris Ida belum terpikir merenovasi rumah tersebut. Selain memerlukan dana yang cukup besar untuk merenovasi rumah, Ida juga merasa ingin menjaga keaslian rumah warisan nenek moyangnya tersebut.

"Lebih baik seperti ini, unik. Rumah jadi terlihat antik dan lebih memunculkan perasaan kangen zaman dulu. Jadi kita juga ingin ada kenang-kenangan," kata dia.


Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Jalan-jalan di Bandung Usai PSBB
Jalan-jalan di Bandung Usai PSBB
45 Konten
Bandung memutuskan akan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) usai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional. Saatnya wisata lagi.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads