None Jakarta 2019 Melliza Xaviera menceritakan pengalamannya bertemu masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk orang-orang usil, ketika mempromosikan wisata Jakarta.
Sebagai seorang Duta Pariwisata dan Budaya Jakarta, Melliza tentunya disibukkan dengan berbagai kegiatan promosi wisata. Namun jangan dibayangkan ya kalau ia selalu berada di dalam gedung dan berinteraksi dengan pejabat. Ia juga sering terjun ke masyarakat untuk mengedukasi mereka mengenai wisata dan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lainnya.
Di saat kunjungan itulah ia bertemu berbagai macam orang. Sampai tak jarang karena penampilannya, ia mendapati orang-orang usil padanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang usil banyak, misalnya lagi penugasan ke CFD atau ke kampung-kampung di wilayah-wilayah terpencil itu banyak sekali," ia mengungkapkan.
Melliza memaknai sikap orang-orang itu sebagai wujud keingintahuan mereka pada seorang None Jakarta. Bukan sebagai sebuah ancaman yang membahayakan dirinya.
![]() |
"Justru mereka melihat ini unik nih. Mereka mungkin jarang melihat Abang pakai jas, None pakai kerudung dan bajunya warna-warni. 'Ini apa?' gitu kan. Nah mereka justru memanfaatkan keingintahuan mereka ya mungkin outcomenya beda-beda, lebih ke sopan, ada yang lebih ke usil tadi," kata Melliza.
Dengan kejadian seperti itu, perempuan 21 tahun ini mengaku tak mau ambil pusing dengan sikap orang-orang yang menggodanya atau memaksa ingin berfoto dengannya. Sebagai None Jakarta 2019, ia harus tetap ramah namun juga tegas menghadapi hal tersebut.
"Lebih bagaimana kita berpikir positif, bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari semuanya," katanya.
"Paling sering ketika saya harus jalan dari parkiran ke tempat penugasan. Itu kan baju saya nyentrik. Nah itu pasti tiap berapa meter ada orang ngajak foto. Kita harus tetap ramah ke mereka tapi juga harus lihat waktu, bila waktunya sudah telat, kita harus mengedepankan penugasan kita tadi. Jadi lebih ke bagaimana mengatur dan menempatkan diri kita," Melliza menjelaskan.
Menjaga hubungan baik dengan masyarakat ini penting sebab None Jakarta, termasuk None Jakarta 2019, adalah jembatan antara pemerintah dengan masyarakat. Selain memberitahu program pemerintah ke masyarakat, Melliza juga menghimpun masukan masyarakat untuk disampaikan pada pemerintah.
"Misalnya saat saya ke Setu Babakan, ada masyarakat yang bilang ke saya, 'Non tolong, danaunya kurang bersih, minta tolong diajukan ke kepala dinas'. Itu bisa (saya sampaikan). Ibaratnya kita jadi wajahnya pariwisata Jakarta juga dan selain itu kita mempunyai akses lebih ke pemerintah," ujar Melliza.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol