Paham radikalisme menyaru dengan pariwisata pantai di Garut selatan. Dari kawasan ini juga timbul ungkapan Rp 25 ribu bisa masuk surga.
Islam radikal dan intoleran memilik sejarah yang panjang di Garut. Penelusuran detikcom selama beberapa hari dan memperoleh fakta mengejutkan bahwa aktivitas itu saling berkaitan satu sama lain, dari mistis Gunung Guntur sampai pemangkas rambut Asgar-nya.
Menurut salah satu petugas, Islam garis keras itu menyaru atau berkamuflase saat berkembang di area wisata. Ya, kawasan Garut selatan memiliki sejumlah pantai yang cantik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena aktivitas mereka itu akan minim dideteksi oleh aparat, Densus 88, dan pemerintah. Itu tadi mereka dapat berkamuflase dengan mudah bila tempat itu dekat dan fokus pada wisata," kata Nurul Barkah, penyuluh agama di KUA Kecamatan Cibalong, Garut di minggu pertama Agustus 2022.
"Karena mata akan tertuju pada aktivitas wisata di daerah di mana mereka beroperasi," dia menambahkan.
Dalam perjalanan selama hampir seminggu di Garut, kami menyambangi kawasan selatan, terutama di Cibalong. Di sana ada warga yang terpapar Islam garis keras yang mengarah pada hal-hal berbau makar.
"Warga yang terpapar aliran radikalisme di sini tidak separah dengan yang ada di Garut lain. Alhamdulillah bisa ditangani dan kemarin ada 69 orang yang deklarasi kembali ke pangkuan NKRI," kata Nurul.
"Warga yang mendeklarasikan diri itu berasa dari Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet dan Peundeuy. Totalnya ada 200 dari beberapa kecamatan," dia menambahkan.
Menurut dia, tim Densus 88 berkolaborasi dengan Kemenag untuk mengatasi aliran radikalisme ini sampai ke akar rumput.
Lalu apa alasan warga sampai terhasut dan masuk aliran radikalisme itu? Kata Nurul, mereka yang terhasut tidak mengetahui kelompok yang dimasuki adalah terlarang kegiatannya.
"Pertama karena ketidaktahuan mereka. Kedua, pengen mencoba aja. Dan, yang ketiga ada unsur politiknya, seperti meminta dukungan suara dari kalangan mereka," kata dia.
Lalu siapa pelakunya? Nurul menyebut bahwa pelaku penyebaran Islam radikal itu berasal dari tokoh agama sampai masyarakat menengah atas.
"Banyak dari tokoh pemuka agama, masyarakat menengah ke atas ada, menengah ke bawah juga ada. Jadi tidak hanya karena faktor kesulitan ekonomi dia mengikuti aliran radikal ini," dia menjelaskan.
Jadi, mereka yang masuk aliran sesat itu cenderung tidak tahu apa yang dilakukan. Karena di Cibalong itu mayoritas Islamnya kuat dan polos.
Artikel dengan judul Edan! Radikalisme Nyaru dalam Pariwisata Garut,Surganya Rp 25 Ribu tersebut menjadi yang terpopuler dalam sepekan ini. Di peringkat kedua dan ketiga yang menempati tiga besar paling banyak dibaca adalah Lion Air Akui Rugi Terbangkan Pesawat Baling-baling ATR 72, tapi... dan Kisah Pria yang Terjebak 2,5 Hari di Dasar Samudera dan Selamat.
Berikut 10 besar artikel terpopuler detikTravel pekan ini:
2. Lion Air Akui Rugi Terbangkan Pesawat Baling-baling ATR 72, tapi...
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan