Festival Berdarah Israel, Ada yang Ditelanjangi dan Pura-pura Mati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berita Terpopuler

Festival Berdarah Israel, Ada yang Ditelanjangi dan Pura-pura Mati

Tim detikcom - detikTravel
Rabu, 11 Okt 2023 11:40 WIB
People at a dance party flee during a surprise attack launched by Hamas, near Reim, Israel October 7, 2023 in this screen grab obtained from social media video. Video obtained by Reuters/via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Turis berlarian di Festival Supernova (via REUTERS/VIDEO OBTAINED BY REUTERS)
Jakarta -

Festival musik Supernova di Israel berakhir dengan tragis. Turis-turis yang sedang berada di sana menjadi korban.

Dikutip dari BBC, Festival Supernova berlangsung di dekat jalur perbatasan Gaza, Israel selatan. Hanya dalam sekejap mata, pentas musik yang tadinya hiruk pikuk dengan suara musik berganti dengan suara tembakan.

Militan Hamas masuk ke sana, turis-turis ditembak dan diculik. Adalah Shani Louk, seorang turis Jerman yang menjadi salah satu korban penculikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shani berhasil diidentifikasi dari tato dan rambut gimbalnya. Dia diarak telanjang oleh tentara Hamas di perbatasan Gaza.

Selain Shani, ada pula Gili Yoskovih, seorang pengunjung Festival Supernova. Tak seperti Shani, Gili berhasil selamat dari festival berdarah itu.

ADVERTISEMENT

Saat turis-turis ditangkap, Gili melarikan diri ke sebuah pohon. Ia kemudian bersembunyi di bawah pohon. Tubuhnya bergetar mendengar suara tembakan begitu dekat.

"Saya melihat orang-orang sekarat di mana-mana. Saya mencoba bernapas dengan tenang, saya tidak menangis, saya tidak melakukan apa pun," kata Yoskovich seperti dikutip dari Daily Mail pada Rabu (11/10).

Gili mencoba bertahan di sana. Ia terus menutup mata.

"Mereka menyerang pohon demi pohon dan menembak. Di mana pun, dari dua sisi. Saya tidak melakukan apa pun, saya diam," kata Yoskovich.

Takut dan ingin tahu menjadi satu, Yoskovich membuka mata sedikit. Dia melihat sebuah van besar mendekatinya. Mobil itu berisi banyak senjata.

Dia pun semakin kalut. Yoskovich tidak kehabisan akal. Dia berpura-pura mati, diam tidak bergerak.

"'Aku merasa aku akan mati, tetapi aku mencoba untuk bernapas. Aku masih harus bertemu anak-anakku' begitu pikirku," kata Yoskovich.

Waktu seolah berjalan sangat lambat. Ingatan akan anak-anaknya membuat Yoskovich bertahan.

Sekitar tiga jam kemudian, suara tembakan mereda. Muncul tentara-tentara yang dirasa mendekati tempatnya terkapar.

"Saya mendengar bahasa Ibrani dari satu sisi, bahasa Arab dari tiga arah lain. Saya menyadari ada lima atau enam tentara Israel," ujarnya.

Dengan memberanikan diri, Yoskovich kemudian memutuskan untuk membuka mata dan berdiri, kemudian berjalan mendekati tentara itu. Dia diangkut ke dalam mobil tentara dan ke dalam mobil.

"Saya orang pertama yang keluar dari lapangan. Butuh waktu dua atau tiga jam lagi untuk keluar dari sana. Sementara orang-orang sekarat di perjalanan, mereka adalah anak-anak muda," kata dia.

Sirine dibunyikan, namun itu justru memicu serangan lain dari Hamas. Orang-orang kembali berlarian menyelamatkan diri.

"Kami bersembunyi dan saat itu kami hanya bisa menunggu pertolongan," ujar dia.

Selain berita soal turis-turis di Festival Israel, berikut 10 berita terpopuler detikTravel:




(bnl/bnl)

Hide Ads