Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 31 Mei 2021 14:07 WIB

TRAVEL NEWS

Satwa Liar Lebih Baik Mati di Alam daripada di Tangan Manusia

Putu Intan
detikTravel
Kebun Binatang Bandung berupaya melestarikan populasi macan tutul Jawa. Saat ini kebun binatang tersebut telah memiliki tiga ekor macan tutul Jawa.
Macan tutul. Foto: Rico Bagus
Cianjur -

Edukasi menjadi kunci agar masyarakat mencintai hutan beserta isinya. Pemahaman itu diberikan Polisi Kehutanan kepada masyarakat.

Selain bertugas menjaga hutan dari kejahatan, Polisi Kehutanan (Polhut) juga memiliki peran memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan.

Polhut Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) menjelaskan hal ini penting dilakukan, terutama kawasan TNGGP yang berbatasan langsung dengan permukiman warga di 3 kabupaten yakni Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

Ia mengatakan, pendidikan lingkungan diberikan Polhut bersama Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) kepada anak-anak sekolah. "Kalau ngasih tahu yang sudah tua susah. Akan lebih efektif dengan pendidikan lingkungan masuk ke anak usia SD dan SMP," katanya kepada detikcom.

"TNGGP sudah melakukan pendidikan lingkungan sejak 2005. Nah, anak-anak yang sudah mendapatkan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah itu sekarang sudah dewasa dan pengertiannya lebih baik daripada orang tuanya. Dia sudah tidak mau lagi mengganggu hutan. Akhirnya sekarang booming generasi camping, generasi penikmat alam," ujarnya.

Salah satu materinya adalah mengenai menjaga satwa liar agar tetap lestari di alamnya. Ia memberikan pengertian bahwa satwa liar lebih baik tinggal di alam daripada dibawa pergi dari habitat aslinya.

"Satwa mati di alam akan lebih baik dibanding mati di tangan kita. Mati di alam karena dimangsa oleh pemangsanya. Kalaupun tidak dimangsa, dia jadi pupuk untuk tanaman di hutan," ujarnya.

"Kalau satwa dikeluarkan semua dari hutan, yang mau memupuk pohon siapa? Kan dia buang kotoran, itu bisa jadi pupuk tanaman. Burung, dia membantu penyerbukan pohon supaya jadi buah. Sekarang kalau burung diambil, siapa yang melakukan penyerbukan? Siapa yang mau memakan ulat sebagai hama tanaman? Tidak ada juga orang yang mau menyemprotkan pestisida di hutan," kata dia.

Oleh sebab itu, ia selalu mengimbau kepada anak-anak agar membiarkan yang ada di hutan tetap berada di sana. Termasuk juga tidak merusak pepohonan yang manfaatnya akan dinikmati juga oleh manusia.

"Hutan itu adalah satu ekosistem utuh. Nggak usah diganggu, biarkan saja," ucapnya.



Simak Video "Duh! Populasi Satwa Liar di Dunia Turun 69%"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA