Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Bogor sudah kembali beroperasional untuk umum sejak Agustus lalu. Ada beberapa konsep baru yang dilakukan TSI demi menjaga keamanan pengunjung selama masa pandemi Covid-19.
Emeraldo, General Manager TSI menyampaikan bahwa ada sederet persiapan yang dilakukan TSI sebelum akhirnya mengajukan izin untuk kembali beroperasi kepada pemerintah setempat. TSI mengambil referensi untuk adaptasi di masa PPKM dari beragam sumber baik dalam negeri maupun badan-badan konservasi satwa dunia. Referensi tersebut dipergunakan untuk menyusun SOP ketika TSI mulai kembali beroperasi.
Beberapa aturan baru yang dilakukan TSI ketika memutuskan untuk buka kembali adalah pembatasan kapasitas pengunjung sebanyak 50% dan menganjurkan pengunjung untuk membeli tiket minimal H-1 secara online melalui website resmi TSI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembelian tiket secara online dimaksudkan untuk memudahkan TSI memprediksi jumlah pengunjung agar tidak melebihi kapasitas maksimal. Namun hingga saat ini pengunjung TSI per harinya belum mencapai setengah dari kapasitas maksimal 50%, dan pembelian tiket on the spot masih tersedia.
"Pertama kita menganjurkan mereka sebisa mungkin booking lewat online, supaya kami bisa hitung untuk setiap harinya jumlah pengunjung berapa. Untuk pembatasan, karena ketentuannya masih 50%, itu bisa membantu kita untuk menghitung secara online," ujar Aldo kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
Pembaruan lainnya adalah sistem flow pengunjung. Untuk menjaga pengunjung tetap aman, TSI mendukung pengunjung melakukan rekreasi tanpa harus keluar dari mobil dan tidak perlu berinteraksi dengan pengunjung lain.
Di area sebelum loket tiket, TSI menyediakan spot Safari Greens Food Carnival. Area tersebut menyediakan beragam tenda yang menjual beraneka menu makanan. Makanan tersebut bisa dibeli pengunjung sebelum masuk area TSI atau sembari menunggu antrean di loket tiket. Safari Greens ini sudah beroperasi mulai pukul 07.00 WIB.
Setiap pembelian tiket TSI sudah termasuk voucher tukar food & drink di Safari Greens. Pengunjung juga bisa menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan di area Safari Greens sambal menunggu pesanannya dimasak.
"Kami sediakan di depan itu sebelum loket, ada lokasi yang namanya Safari Greens Food Carnival, itu sudah buka dari jam 7. Bagi mereka pengunjung yang datang pagi menunggu loket, bisa disitu. Maksud kami mereka bisa belanja, pesen makanan minuman lalu bisa dibawa ke dalam mobil, supaya mereka juga safe," imbuh Aldo.
Pengunjung bisa membawa makanan yang telah dibeli ke dalam mobil sambil menikmati Safari Journey. Dengan ini pengunjung tak perlu keluar mobil sama sekali selama menikmati wisata di TSI.
"Mereka punya pilihan, untuk di dalam mobil saja. Jadi mereka bisa Safari Journey, bisa melihat 2000-an satwa dari dalam mobil saja. Lalu makanan dan minumannya bisa mereka beli tadi, sebelum masuk loket, jadi bisa take away. Itu maksud konsepnya begitu, sehabis dari Safari Journey mereka bisa langsung pulang kalau mereka mau. Jadi mereka bisa liburan tanpa berinteraksi dengan orang lain," tambahnya.
Namun jika pengunjung memilih untuk makan langsung di tempat, di dalam area TSI juga tersedia restoran dengan pembatasan tempat duduk. Untuk Animal Education juga sudah dibuka dan tentu dengan pembatasan. Itu lah beberapa perubahan yang TSI coba untuk kenalkan ke publik.
Emeraldo juga mengungkapkan bahwa ke depannya TSI akan melakukan modernisasi, di mana segala aktivitas pemesanan bisa dijangkau secara digital. Sehingga lebih mendukung pengunjung agar tetap aman. Hal ini sedang dirancang oleh TSI.
"Nah nanti kedepannya kita akan modernisasi, sistem digital. Kita lagi pikirkan nanti mereka bisa tau semua informasi melalui gadgetnya. Jadi mungkin dengan aplikasi tertentu. Mau pesan makan juga bisa dari gadgetnya, jadi itu lebih safe lagi. Itu yang ke depannya akan kita pikirkan, sedang direncanakan," ungkap Aldo.
Selain berita di atas, detikTravel juga diramaikan oleh berita menarik lainnya. Selamat membaca ya.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol