Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 27 Mei 2022 10:40 WIB

TRAVEL NEWS

Terpopuler: Alasan Pesawat Tidak Terbang Lewat Tibet

Tim Detikcom
detikTravel
View Potala Palace di Tibet
Tibet (Getty Images/iStockphoto/silkwayrain)
Jakarta -

Tibet jadi impian pada pendaki dunia, tapi mimpi buruk buat para pilot. Ternyata Tibet selalu dihindari oleh pilot ketika menerbangkan pesawat.

Tibet dikenal memiliki kondisi geografis yang ekstrem. Daerah yang menjadi bagian China itu berada di dataran tinggi dan dikelilingi pegunungan. Ketinggian rata-rata di sana adalah 4.500 meter.

Populasi di Tibet juga rendah. Wilayah ini hanya menyumbang sekitar 0,2 persen dari populasi China. Itu sebabnya, hanya sedikit penerbangan dari dan menuju ke Tibet.

Meskipun begitu, Tibet tetap memiliki bandara internasional di Lhasa dan Xining. Banyak juga penerbangan yang beroperasi ke China dan daerah sekitarnya.

Akan tetapi maskapai penerbangan yang terbang ke atau dari tujuan lain akan sepenuhnya menghindari wilayah Tibet. Padahal jika dilihat rutenya akan lebih cepat bila melewatinya.

Dilansir dari Simpleflying, ada tiga alasan pilot tidak terbang melewati Tibet:

1. Tidak dapat turun ke ketinggian yang aman dalam keadaan darurat

Alasan utama pesawat menghindari Tibet adalah ketinggian rata-rata yang tinggi. Itu lebih dari 14.000 kaki.

Dengan kondisi medan Tibet yang tinggi, pesawat tidak akan punya cukup waktu untuk turun. Pesawat memang dilengkapi pasokan oksigen tetapi jumlahnya terbatas dan hanya cukup digunakan dengan asumsi pesawat cepat mencapai ketinggian aman.

2. Risiko peningkatan turbulensi

Turbulensi selama penerbangan disebabkan oleh arus udara yang bergerak naik turun dalam riak dan kecepatan yang berbeda.

Turbulensi memang bisa terjadi di rute manapun. Namun potensi turbulensi semakin besar di wilayah pegunungan yang tinggi seperti Tibet.

3. Risiko bahan bakar membeku

Alasan ketiga adalah kekhawatiran pilot dengan pembekuan bahan bakar. Seperti kita tahu, Tibet memiliki pegunungan yang suhunya lebih rendah.

Bahan bakar standar Jet A1 memiliki titik beku -47 derajat Celcius. Sedangkan bahan bakar Jet A yang umumnya digunakan maskapai Amerika Serikat sedikit lebih tinggi yakni -40 derajat.

Suhu itu memang jarang tercapai tetapi pada ketinggian di atas pegunungan yang sudah dingin, ada peningkatan risiko ini. Apalagi bila pesawat melakukan penerbangan panjang yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Berita ini menjadi yang paling banyak dibaca selama sepekan. Berikut 10 berita terpopuler lainnya di detikTravel:



Simak Video "Korban Pesawat Jatuh Jadi 67 Orang, PM Nepal Gelar Rapat Kabinet"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya