Umumnya negara mengalami resesi ekonomi. Namun China berbeda, mereka mengalami resesi seks.
Dikutip dari The Strait Times, sejatinya tidak ada alasan langsung angka kelahiran turun. Tetapi, setidaknya tampak bahwa pertumbuhan populasi di China melambat secara dramatis. Bahkan, Juli lalu petinggi China memperkirakan angka itu akan semakin menurun.
Menurut Biro Statistik Nasional, tingkat kelahiran di China saat ini merupakan yang terendah sejak awal pencatatan pada tahun 1949. Tahun lalu, hanya terjadi 7,52 kelahiran per 1.000 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar demografi menyebutkan penurunan ini disebabkan oleh rendahnya keinginan wanita untuk hamil. Pada Oktober lalu, Liga Pemuda Komunis China mengeluarkan publikasi yang mencatat hampir setengah atau 50% dari wanita muda yang tinggal di perkotaan negeri itu enggan menikah.
Keengganan ini didasari oleh beberapa faktor. Sebuah survei menyebutkan bahwa mayoritas wanita enggan menikah dan memiliki anak karena tidak memiliki waktu serta besarnya biaya untuk menikah dan memiliki anak.
Selain itu, tak sedikit pula responden yang mengatakan mereka tidak percaya pada pernikahan. Bahkan beberapa mengungkapkan mereka tidak pernah jatuh cinta.
Kemudian disebutkan bahwa budaya kerja 9-9-6 di China juga memiliki pengaruh besar. Dengan waktu kerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam selama 6 hari seminggu, para pekerja tidak merasa leluasa untuk membangun keluarga.
Salah satu upaya terbaru yang dilakukan pemerintah China untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggenjot satu keluarga. Yakni, satu keluarga boleh memiliki lebih banyak anak.
Berita mengenai rendahnya tingkat kelahiran di China ini menjadi berita terpopuler detikTravel pada Kamis (18/8/2022). Selain berita tersebut, ada pula beberapa berita lain mulai dari berita mengenai visa Jerman hingga perayaan kemerdekaan Indonesia yang menjadi berita terpopuler.
Berikut daftar berita terpopuler detikTravel, Kamis (18/8/2022):
(ysn/ysn)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana