Negara Yang Bakal 'Akrab' dengan Taliban, Drama Pembakaran Paspor di Afghanistan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

10 Berita Terpopuler

Negara Yang Bakal 'Akrab' dengan Taliban, Drama Pembakaran Paspor di Afghanistan

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 19 Agu 2021 09:55 WIB
Setelah mengambil alih Afganistan, Taliban akan menetapkan tatanan politiknya dalam waktu dekat. Ada janji-janji yang terlontar dari mereka.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Kelompok Taliban kini telah menguasai Afghanistan. Sejumlah prediksi dan drama pun terjadi di Afghanistan.

Kekacauan yang terjadi di Afghanistan membuat banyak negara panik dan menutup kedutaan mereka. Namun, sejumlah negara membuka pintu dan membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan Taliban.

Dilansir dari BBC, China mengatakan menyambut kesempatan ini untuk membangun hubungan mendalam dengan Afghanistan. China menghormati keinginan dan pilihan rakyat Afghanistan tapi akan terus memonitor situasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China akan berupaya untuk mencegah situasi di sana berdampak negatif ke Xinjiang. Ini karena Xinjiang adalah wilayah otonomi yang berbatasan dengan Afghanistan.

Tetangga China, Rusia juga tak mau kalah. Rusia mengatakan duta besar untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov, akan bertemu dengan Taliban untuk mendiskusikan keamanan kedutaannya. Karen kedutaan Rusia akan tetap beroperasi meski Taliban berkuasa.

ADVERTISEMENT

Moskow juga telah menyebutkan harapannya untuk mengembangkan hubungan dengan Taliban. Meski begitu, Moskow tak tergesa-gesa untuk mengakui Taliban sebagai penguasa.

Selain China dan Rusia, ada Iran yang secara implisit membuka peluang untuk menjalin relasi dengan Taliban. Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi mengatakan "kegagalam militer" Amerika Serikat di Afghanistan akan memberikan peluang bagi perdamaian yang lebih langgeng di Afghanistan.

"Kekalahan militer Amerika Serikat dan penarikan mundur mereka harus menjadi kesempatan untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian yang langgeng di Afghanistan," ujar Raisi kepada stasiun televisi pemerintah Iran.

Sementara itu, sejumlah negara barat mulai mengevakuasi warganya dari Kabul. Jerman misalnya, membuka penerbangan evakuasi pada Minggu (15/8) malam. Jerman mengerahkan pesawat militer ke sana.

Inggris juga demikian. Negara ini telah mengevakuasi 300 warganya yang ada di Afghanistan pada Minggu (15/8) lalu. Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, menargetkan sebanyak 1.500 warga Inggris akan dievakuasi dalam kurun waktu 24 jam-36 jam ke depan.

Itulah berita detikTravel terpopuler hari Rabu kemarin (18/8/2021). Kemudian juga ada drama perihal pembakaran paspor warga Afghanistan oleh pasukan AS jelang evakuasi di Kedubesnya di Afghanistan.

Berikut 10 berita detikTravel terpopuler lengkapnya:




(rdy/rdy)

Hide Ads