KUHP Bikin Australia Keluarkan 'Travel Warning' untuk RI

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

KUHP Bikin Australia Keluarkan 'Travel Warning' untuk RI

Tim detikcom - detikTravel
Jumat, 09 Des 2022 09:45 WIB
Ilustrasi turis di Bali
Ilustrasi turis di Bali (Gede Suardana/detikTravel)
Jakarta -

KUHP telah disahkan, imbasnya pemerintah Australia memberi peringatan perjalanan secara resmi ke Indonesia.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah memperbarui saran perjalanannya menjadi "berhati-hati".

Tindakan yang diambil Australia ini merupakan imbas disahkan RKUHP menjadi KUHP, awal pekan ini. Aturan baru melarang seks di luar nikah untuk penduduk lokal dan pelancong menjadi biang keroknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Parlemen Indonesia telah meloloskan revisi hukum pidana, yang mencakup hukuman untuk kohabitasi dan seks di luar nikah," kata pembaruan yang di-posting di situs web Smart Traveler, dikutip News.Com.Au.

"Wisatawan berhati-hatilah... karena jika tidak, kita dapat melihat beberapa situasi yang sangat tidak menguntungkan di mana kita harus memberikan bantuan konsuler kepada orang-orang yang tanpa sadar atau tidak sengaja melakukan hal yang salah," tambah pengumuman itu.

ADVERTISEMENT

Lebih dari 1 juta orang Australia mengunjungi Indonesia setiap tahun. Dengan Bali sebagai tujuan terbanyak.

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) juga memberi peringatan ke Indonesia. Negeri itu menyebut kemungkinan 'kaburnya' investor dari RI.

Ini terkait hal sama, yakni pengesahan RKUHP menjadi UU yang memuat poin larangan seks di luar nikah. Keterangan resmi bahkan diberikan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Ia menyebut bahwa Washington khawatir tentang bagaimana perubahan ini dapat berdampak pada pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan mendasar di Indonesia. Ini, menurutnya, tentu akan memiliki dampak yang negatif bagi warga AS di Indonesia.

"Kami juga prihatin tentang bagaimana undang-undang tersebut dapat berdampak pada warga AS yang berkunjung dan tinggal di Indonesia, serta iklim investasi bagi perusahaan AS," katanya dalam sebuah pengarahan pers dikutip AFP, Rabu.

Berikut berita populer detikTravel selama sepekan:




(bnl/bnl)

Hide Ads